Enak juga bisnis bakteri pengurai kotoran manusia

Kotoran manusia atau tinja bisa menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani dengan benar. Selain menimbulkan bau, tinja juga bisa menyebarkan penyakit. Karena itu, produk pengurai tinja di dalam septik tank dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah klasik ini.

Belum memiliki tempat buang air besar (BAB) masih menjadi masalah klasik yang sering timbul dalam urusan rumah tangga kebanyakan orang Indonesia. Lihat saja yang terjadi di Kali Surabaya. Masyarakat di sekitar sungai masih menjadikan Kali Surabaya sebagai tempat BAB selama 10 tahun terakhir ini.

Selain merusak pemandangan, kotoran manusia ini juga menimbulkan bau tak sedap sekaligus bisa menyebarkan banyak penyakit. Ini pula yang menjadi perhatian Sonhaji. Melalui PT Kogas Biotek Multiguna yang berkantor pusat di Batu Malang, ia menciptakan produk Bioko. Ini adalah mikroba probiotik yang membantu mengurai kotoran manusia atau tinja.

Saat ini, Bioko memang belum dipakai untuk mengurai kotoran manusia di sungai-sungai yang ada di Indonesia. Penggunaannya lebih banyak di rumah tangga, rumah sakit, klinik, ruko, warung dan restoran.

Menurut Sonhaji, kotoran manusia sejatinya sudah mengandung bakteri pengurai. Secara alami, bakteri ini akan mengurai tinja menjadi cairan. Namun, bakteri ini tidak mampu mengimbangi kecepatan pembuangan kotoran manusia karena kemampuan bakteri untuk mengurai tinja secara sempurna membutuhkan waktu tiga hingga empat hari.

Jumlah bakteri pengurai tinja alami yang terbatas serta membutuhkan waktu lama akan menjadikan septik tank akan cepat penuh. Beberapa langkah mengatasi penuhnya septik tank dilakukan dengan pengurasan. Saat ini, sudah banyak orang yang menawarkan jasa kuras septik tank.

Cara lain adalah dengan memasukkan Bioko ke dalam septik tank. Menurut Sonhaji, produk Bioko bikinannya berbahan dasar mikroba probiotik microbial nutrient alami dan ekstrak rempah-rempah yang bisa percepatan penguraian tinja.

Bioko akan mengurai atau mendegradasi tinja di septik tank dalam waktu cepat. Jika pengurai tinja alami memerlukan waktu tiga sampai empat hari, maka pengunaan Bioko akan mempercepat proses tersebut menjadi cuma enam jam saja.

Penggunaan Bioko cukup irit. Sebanyak 0,5 liter Bioko dituangkan ke dalam septik tank. Produk pengurai tinja ini bisa dipakai minimal empat bulan sekali. “Bermanfaat sebagai penguras WC tanpa sedot, mengatasi septik tank yang penuh dan berbau,” Sonhaji berpromosi. Pencampuran Bioko akan mengaktifkan mikroorganisme sehingga mempercepat proses penguraian kotoran manusia menjadi gas asam organik, karbondioksida serta air.

Air limbah yang keruh dan bau juga bisa menjadi jernih dengan ph normal. Air jernih hasil proses penguraian tersebut juga dengan mudah akan diserap oleh tanah sehingga bermanfaat bagi lingkungan dan tumbuh-tumbuhan di sekitarnya.

Ketika limbah manusia sudah terurai, bakteri pengurai tersebut tetap ada tapi dalam kondisi lebih lemah. Bakteri ini akan menjadi unsur penyeimbang alam di septik tank.

Sonhaji menjelaskan, bahan dasar pembuat Bioko dibuat dengan proses fermentasi selama kurang lebih dua pekan. Mikroba probiotik yakni microbial nurtrient akan menghasilkan kultur mikroba pengurai yang maksimal.

Hasilnya, Bioko mengandung bakteri penghasil asam laktat Lactobacillus SP hasil penguraian gula dan karbohidrat lain. Peran asam laktat inilah yang menjadi bahan sterilisasi tinja menguat dan menekan mikroorganisme berbahaya dan menguraikan bahan organik dengan cepat.

Selain untuk skala rumah tangga, Bioko juga sudah dipakai untuk klinik atau balai pengobatan, rumah sakit kecil hingga menengah, ruko, warung dan restoran. Dengan pasar yang luas, tiap bulan Sonhaji mendapat pesanan 1.000 botol lebih.

Tiap botol Bioko berisi satu liter campuran aktif mikroba dengan harga Rp 35.000. Dengan harga itu, Sonhaji bisa meraup omzet hingga Rp 35 juta per bulan dari bisnis ini.

Saat ini, tutur Sonhaji, dia menerima pesanan Bioko paling banyak dari pembeli di Jawa Timur. Namun dengan gencarnya promosi, dia berharap pasar Bioko bisa menyebar ke daerah-daerah lain. “Semakin banyak pihak yang merasakan manfaatnya akan semakin bagus,” ujar Sonhaji.

Sumber ; http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/1302254386/64385/Enak-juga-bisnis-bakteri-pengurai-kotoran-manusia